Tuesday, January 8, 2013

SEORANG BAPAK DAN DUA KARUNG BESAR


Sebelum keluar rumah... menyempatkan diri mengambil sepotong kue coklat dan mengunyahnya di depan rumah... Hmmmm ueenaakk...

Jalan-jalan sore dengan Mama... naik angkot, naik turun angkot sekitar 5-6 kali, pulang rumah langsung terkapar... Setelah istirahat sedikit, kembali segar, dan menuliskan kisah kecil ini untuk teman-teman.

Ada kejadian di angkot.... Di tengah jalan seorang Bapak menyetop angkot dan memberi kode dengan tangannya, menyuruhku pindah ke belakang. Dia kelihatan terburu-buru. Dan dia menyuruhku pindah dari kursiku dengan gaya tangannya yang melambai-lambai dengan cepat. Aku seperti orang yang sedang diusir!

Awalnya aku bingung, maksud orang ini apa... Ooohh, ternyata dia membawa dua buah karung besar, karenanya dia menyuruhku pindah ke bagian belakang mobil, supaya dia bisa menggunakan kursi tempatku, yang ukurannya memang pas untuk dua karungnya itu.

Tapi caranya itu... benar-benar menjengkelkan hatiku.

Hmmm... siapa yang tidak jengkel? Enak saja orang ini, tidak ada sopan santun, main perintah saja... aku sudah duduk di situ, lebih dulu duduk di situ, nah sekarang disuruh-suruh begitu pindah ke belakang. Gayanya pun bukan seperti meminta tolong, tetapi seperti sedang mengusirku. Jika aku mundur ke belakang, rasanya harga diriku ditaruh di mana ya? Kesannya seenaknya diinjak-injak orang.... Hatiku mengeras.

Tapi... aku melihat sekali lagi... kasihan juga orang ini. Di tengah gerimis dia masih harus membawa beban 2 karung yang tampaknya berat. Jika aku tidak memberikan tempat duduk ini untuk dia. Maka... siapa lagi? Bisa saja di angkot berikutnya dia juga tidak mendapatkan tempat duduk. Dan dia harus berbasah-basah ria menanti angkot, dengan membawa beban 2 karung.

Aku kasihan... maka hilang sudah kejengkelan di hatiku, berganti belas kasihan. Aku mengatakan pada supir angkot untuk memberikan tempatku untuk Bapak itu. Dan aku mundur ke belakang. Mungkin ini salah satu tindakan bodoh yang kulakukan dari sekian banyak tindakan bodoh lainnya, namun aku tidak menyesal. Aku melakukannya dengan rela, karena  entah meskipun orang itu tidak kukenal, rasanya bagaimanapun sayang juga terhadap sesama manusia. Jika aku bisa menolongnya mengapa tidak?

Lalu... sesuatu yang ajaib menurutku (karena bagi orang lain ini hal yang biasa saja), saat aku dan Mama hendak kembali ke rumah, kami menyetop angkot, dan seorang Bapak memberikan tempat duduknya bagi aku dan Mama supaya kami dapat duduk bersama, dan Bapak itu atas keinginannya sendiri pindah ke tempat lain. Dia melakukannya tanpa diminta.

Kejadian ini memberikan pelajaran yang penting... Apa yang kita tabur itulah yang kita tuai. Meskipun aku memberikan tempat dudukku tanpa mengharapkan imbalan apapun, namun TUHAN yang melihat yang membalasnya. Ketika aku membutuhkan tempat duduk... orang lain memberikannya untukku.

Hidup ini adalah tempat untuk belajar... 
Belajar mencintai dari hati dan berbelas kasih

Salam damai,
Tinny

Note:
Salah satu lagu ciptaan Tinny dalam Album Untuk Keluarga dan Perdamaian, yang judulnya: LANGIT TETAP DI SINI dalam waktu dekat akan diupload di www.youtube.com/TinnyMariaMusic
Jangan ketinggalan yah.... PEACEEEE